Senin, 19 Mei 2014

Pacoa Jara, Pacuan Kuda dari Bima

Pacoa Jara Bima (Foto: indonesia.is)
Pacoa Jara (Foto: Okzone)

"INGAT kuda, ingat Bima. Ingat Bima, ingat kuda." Begitulah slogan salah satu kota di gugusan pulau indah di timur Nusanatara ini.

Kuda menjadi ikon dari Kota Bima dengan segala keistimewaannya. Tak hanya susu dan fungsinya sebagai binatang tunggangan, kuda menjadi sebuah pencapaian ambisi menjadi si juara.

Lomba ketangkasan balap kuda alias pacoa jara bagi masyarakat Suku mbojo benar-benar telah menjadi tradisi. Joki cilik, yang usianya baru terhitung lima tahun ke atas.

Paling tidak, pacoa jara diselenggarakan tiga kali setahun, yaitu pada hari-hari besar. Pertandingan terpusat di lapangan pacoa jara di Panda, Kabupaten Bima. Jarak dari Kota Bima dengan lapangan Panda sekira 10 kilometer dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat, juga angkutan umum sekira 15 menit.

Pacuan kuda ini dilaksanakan dalam bentuk kejuaraan, bahkan melibatkan peserta dari daerah lain, seperti Dompu, Sumbawa, hingga Lombok. Rata-rata joki cilik bisa mengikuti pertandingan sekira lima kali pertandingan dalam setahun. Mereka memburu jadwal pertandingan bahkan mengejar target, karena saat memasuki usia 11 tahun, biasanya mereka sudah tidak boleh lagi mengikuti lomba pacuan kuda.

Untuk dapat menang dalam lomba pacuan kuda ini, tidak hanya joki yang mendapat perhatian khusus. Kuda pacu juga harus mendapatkan perhatian istimewa, berupa pemenuhan kebutuhan makanan maupun perawatannya agar bugar ketika bertanding, sehingga kuda dapat berlari kencang.

Sumber : okzone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar