Senin, 19 Mei 2014

Burung Enggang Simbol Pemersatu Masyarakat Dayak

Burung rangkong (Foto: wikipedia)
Burung Enggang/Rangkong (Foto: Okzone)

MASYARAKAT Borneo masa lalu menyebutnya simbol alam atas atau alam dewata. Bagi beberapa komunitas, dia lah simbol otoritas setempat.

Adalah burung rangkong atau enggang yang menjadi lambang persatuan orang Dayak. Enggang juga menjadi satwa identitas Negeri Sarawak, Provinsi Kalimantan Barat, dan lambang Universitas Lambung Mangkurat.

Burung rangkong adalah salah satu jenis burung yang menjadi kekayaan fauna di negeri kita. Burung ini berukuran besar dan memiliki warna yang sangat indah. Bahkan, orang Dayak di Kalimantan, memberi penghargaan yang sangat tinggi terhadap burung ini.

Rangkong adalah lambang kesucian, kekuatan, dan kekuasaan. Bahkan, komunikasi dengan arwah leluhur terjadi melalui perantaraan burung ini. Hal ini juga tergambar jelas dalam seni tari budaya Dayak yang banyak dihiasi oleh bulu burung rangkong. Dalam dunia makrokosmos orang Dayak, konon roh alam yang melindungi Pulau Kalimantan dan masyarakat Dayak sering menampakkan diri dalam wujud rangkong raksasa, dan dikenal dengan nama Panglima Burung, seperti dilansir dari laman Mongabay.

Keberadaan rangkong di Indonesia tersebar. Sembilan jenis ada di Sumatera, yaitu enggang klihingan, enggang jambul, julang jambul-hitam, julang emas, kangkareng hitam, kangkareng perut-putih, rangkong badak, rangkong gading, dan rangkong papan. Empat jenis lagi berada di Sumba (julang sumba), Sulawesi (julang dan kangkareng sulawesi), serta Papua (julang papua). Kalimantan memiliki jenis rangkong yang sama seperti Sumatera, kecuali rangkong papan.

Rangkong merupakan hidupan liar yang sangat berjasa pada regenerasi hutan. Menurut para ahli, seekor rangkong dapat terbang dalam radius 100 km persegi. Artinya, burung yang termasuk dalam keluarga Bucerotidae ini dapat menebar biji hingga 100 km jauhnya. Margaret F. Kinnaird dan Timothy G. O’Brien, peneliti rangkong dan hutan tropis, menjuluki rangkong sebagai petani hutan karena kehebatannya menebar biji. Menurut mereka, terdapat korelasi erat antara rangkong dengan hutan yang sehat.

Indonesia sendiri menjadi rumah bagi 13 jenis burung enggang yang tersebar di hutan hujan tropis, tiga di antaranya bersifat endemik. Pulau Sumatera menempati jumlah terbanyak dengan sembilan jenis, disusul dengan Kalimantan dengan delapan jenis.

Sumber :Okzone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar